PANDUAN MENULIS CERITA

Posted on

(PANDUAN ALTERNATIF UNTUK PENULIS PEMULA)

Oleh Mukhlis A. Hamid, M.S.tiga-sang-juara.jpg

PENGANTAR

Sudah dua puluh tahun yang lalu Arswendo Atmowiloto bilang “Mengarang itu gampang”. Tak Percaya, baca saja bukunya yang berjudul Mengarang Itu Gampang. Dalam buku yang diterbitkan oleh PT Gramedia, Jakarta, 1984, itu Arswendo mencoba meyakinkan para pembaca bahwa sebenarnya kegiatan menulis atau mengarang itu tidak sesukar yang dibayangkan orang. Asalkan: orang yang mau menulis atau mengarang tersebut benar-benar punya kemauan dan memaksa diri sendiri untuk menulis, menulis, dan terus menulis! Sebaliknya, kalau keinginan untuk menulis atau mengarang itu hanya ada dalam cita-cita, keinginan, dan tak pernah dilaksanakan, kegiatan menulis atau mengarang itu menjadi sukar dan tak pernah berwujud. Karenanya, kalau ada keinginan untuk menulis dan menjadi seorang penulis, usahakan untuk mewujudkan keinginan tersebut saat itu juga, jangan ditunda-tunda. Ide dan atau mood itu sering sekali datangnya tiba-tiba dan jarang betul berkali-kali. Ia hanya datang sekali. Kalau tak ditangkap, tak dimanfaatkan, tak diwujudkan, ide atau mood menulis itu akan hilang percuma. Sayang bukan?

Tujuan dan Ragam Tulisan

Seseorang yang menulis tentu punya tujuan atau harapan. Ia mungkin ingin mengungkapkan hasil pengamatan, hasil percobaan, hasil penelaahan, hasil wawancara, gagasan personal, dan sebagainya dengan dukungan data atau fakta yang dapat diuji kebenarannya. Sebaliknya, ada juga orang yang menulis sesuatu yang dirasa secara personal atau kelompok, dibayangkan akan terjadi di suatu tempat pada suatu masa, diimajinasikan/dikhayalkan, ataupun sesuatu yang pernah terjadi secara faktual tetapi sudah ditambah-tambah, dikurangi, diganti, difiktifkan sehingga tak dapat lagi dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Tulisan-tulisan yang mengungkapkan sesuatu yang dapat dibuktikan kebenarannya lazimnya disebut tulisan atau karangan ilmiah atau karangan faktual, karangan nonfiksional. Sebaliknya, tulisan yang tak dapat dibuktikan kebenarannya disebut tulisan atau karangan fiksional. Kali ini, sesuai dengan pesan sponsor, kita hanya akan membahas ragam tulisan yang kedua, tulisan atau karangan fiksional. Ragam tulisan ilmiah akan kita bahas pada kesempatan lain. Oke?

Tulisan atau Karangan Fiksional

Sebagaimana telah diuraikan di atas, tulisan atau karangan fiksional itu merupakan tulisan yang mengungkapkan, merekam sesuatu yang dirasa secara personal atau kelompok, dibayangkan akan terjadi di suatu tempat pada suatu masa, diimajinasikan/dikhayalkan, ataupun sesuatu yang pernah terjadi secara faktual tetapi sudah ditambah-tambah, dikurangi, diganti, difiktifkan. Tulisan tersebut secara umum cenderung bersifat subjektif, ditafsirkan bermacam-macam. Itulah salah satu sebab mengapa tulisan tersebut sukar sekali dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Para ahli memasukkan tulisan yang disebut “puisi”, “cerita”, dan “naskah drama” ke dalam kelompok tulisan atau karangan fiksional. Hal ini (mungkin) terjadi karena “puisi”, “cerita”, dan “naskah drama” sampai dengan saat ini cenderung berisi ungkapan sesuatu yang tak faktual, diragukan kebenarannya. Karenanya, kalau mau pembaca agak kerepotan memikirkan kebenaran apa yang Anda tulis, tulis sajalah “puisi”, “cerita”, dan “naskah drama”. Tapi, sekali lagi, sesuai dengan permintaan sponsor, kali ini kita omong-omong saja perihal bagaimana menulis cerita saja ya? Nanti, kapan-kapan, kita omong-omong soal penulisan naskah drama. Kata orang kalau terlalu banyak sekaligus repot nanti. Karenanya, panduan untuk menulis puisi dan cerita pun akan kita bahas satu per satu biar Anda tak kerepotan, tak kebingungan, dan berbagai tak lainnya.

MENULIS CERITA

Cerita merupakan bentuk lain tulisan/karangan fiksional yang memiliki struktur yang berbeda dengan puisi. Hal ini terjadi karena cerita secara konvensional lebih dimaksudkan untuk memaparkan peristiwa tertentu yang dialami oleh tokoh tertentu di tempat tertentu dalam rentang waktu tertentu dengan pola tulis yang khas, berbeda dengan pola tulis puisi ataupun naskah drama. Karenanya, kegiatan dan tahapan menulis sebuah cerita menjadi lebih kompleks. Sejak di SD sebenarnta kita sudah mulai belajar menulis cerita melalui kegiatan belajar menulis sinopsis cerita-cerita yang telah dibaca. Dalam kegiatan tersebut Anda secara tidak langsung melihat bagaimana pengarang cerita yang Anda baca tersebut mengurut peristiwa dalam ceritanya, menghidupkan tokoh, menggambarkan latar cerita, menggunakan kata dan kalimat, dan sebagainya. Bila Anda ingin bereksperimen lebih lanjut, Anda dapat mencoba melanjutkan cerita yang belum selesai atau bagian awal dan tengah yang sengaja dibuang/dihilangkan. Bila telah selesai lalu Anda cocokkan kembali dengan bagian-bagian tersebut. Hasil eksperimen ini bisa saja sama ataupun berbeda dengan cerita asli. Tapi itu tak jadi soal. Yang penting Anda sudah mencoba keluar dari zona aman. Anda sudah mulai kreatif. Selanjutnya, Anda dapat juga mencoba menciptakan peristiwa lain sesuai dengan imajinasi Anda setelah membaca sebuah cerita. Anda mungkin tidak setuju kalau tokoh dalam cerita yang Anda baca tersebut harus bunuh diri pada akhir cerita. Karena itu, ciptakan saja peristiwa lain yang lebih cocok menurut Anda hingga akhir cerita tersebut menjadi berbeda, dari sad ending ke happy ending. Cara lain (yang lebih ilmiah) untuk menulis cerita ialah melalui proses atau tahapan sebagaimana Anda menulis karangan ilmiah. Langkah-langkah yang perlu Anda tempuh dalam model ini sebagai berikut.

Langkah Pertama:

Sebagai penulis pemula, Anda sebaiknya membuat corat-coret kasar sebagai pegangan awal untuk pengembangan cerita Anda. Rekan-rekan Anda yang sudah menulis cerita lazimnya menyebut hal itu sebagai kerangka cerita atau jembatan keledai(?). Dalam kerangka itu termuat:

1) Pokok persoalan yang akan diceritakan;

2) Tokoh yang mengalami persoalan tersebut;

3) Tempat dan waktu terjadinya peristiwa;

4) Konflik yang dialami oleh tokoh;

5) Cara tokoh menyelesaikan konflik;

6) Nasib tokoh pada akhir cerita;

7) Dan posisi Anda sebagai pencerita.

Pokok persoalan, tokoh, dan peristiwa yang diangkat dalam cerita mungkin saja berupa kejadian nyata yang Anda alami, Anda dengar, Anda Baca, ataupun Anda lihat dalam kehidupan sehari-hari yang sudah Anda samarkan, Anda tambah, Anda perkaya dengan imajinasi, sedemikian rupa sehingga sukar dibuktikan kebenarannya oleh pembaca. Tentu saja tidak semua pokok persoalan ataupun peristiwa layak diangkat menjadi sebuah cerita karena cerita yang kuat lazimnya menyajikan pokok persoalan yang unik, yang menarik untuk diceritakan, dan memberikan suatu pencerahan pada pembaca.

Langkah Kedua:

Tentukan bagaimana sebaiknya Anda memulai atau membuka cerita. Anda mungkin dapat memilih salah satu di antara sekian banyak cara yang sudah pernah digunakan oleh cerpenis atau novelis senior dalam membuka cerita. Misalnya:

1) Perkenalkan tokoh yang akan mengalami peristiwa dalam cerita Anda. Perkenalan ini lazimnya dibuat dalam bentuk deskripsi fisik ataupun mental sang tokoh, baik dalam bentuk uraian langsung, maupun dalam bentuk monolog ataupun dialog sang tokoh dengan tokoh lain.

2) Gambarkan lingkungan alam tempat tokoh berada. Anda dapat saja memulai cara ini dengan deskripsi cuaca, kegiatan manusia/hewan, dan sebagainya.

3) Penempatan satu peristiwa tertentu yang Anda anggap kuat atau penting dalam cerita tersebut.

Langkah Ketiga

Cara Anda memulai cerita akan memberi efek pada pengurutan peristiwa dalam cerita. Para analis sering menggunakan istilah alur atau plot untuk merujuk pada cara seorang penulis mengurutkan peristiwa dalam cerita tertentu. Bila Anda memulai cerita dengan pengenalan tokoh atau lingkungan alam tempat tokoh berada lalu dilanjutkan dengan peristiwa lain secara kronologis (urut waktu kejadian), Anda menggunakan alur maju. Sebaliknya, bila Anda memulai cerita dengan peristiwa tertentu yang menjadi klimaks atau peristiwa lain yang Anda anggap kuat lalu Anda lanjutkan dengan penjelasan sebab-musabab terjadinya hal itu melalui sistem sorot balik, flashback, Anda telah menggunakan alur mundur. Tapi, Anda tak perlu memikirkan apa komentar para analis. Yang penting, ambil kertas, ambil pena, buat sebuah atau beberapa buah paragraf pembuka cerita Anda.

Langkah Keempat:

Saat membuka cerita Anda sudah harus menentukan di mana posisi Anda sebagai penulis atau pencerita. Artinya Anda harus memilih: bermain dalam cerita Anda atau jadi penonton saja. Bila Anda ikut bermain di dalamnya, Anda sebaiknya menggunakan sudut pandang aku. Semua hal dalam cerita mengalir dari tokoh aku. Sudut pandang ini memudahkan Anda dalam memaparkan berbagai hal tentang tokoh aku, termasuk pemikirannya, perasaannya, dan sebagainya. Sebaliknya, bila Anda bertindak sebagai penonton, Anda mencoba menceritakan apa yang dapat Anda amati, Anda dengar, Anda baca tentang tokoh tertentu dalam cerita. Anda berada di luar cerita dan bertindak sebagai pelapor atau komentator. Kadang-kadang, dalam cerita-cerita yang telah terpublikasikan, pelapor atau komentator menjadi orang yang mahatahu. Ia tahu juga apa yang dirasakan, dipikirkan, dan yang terbersit dalam hati tokoh. Terserah Anda sajalah. Toh, yang punya cerita juga Anda.

Langkah Kelima:

Usahakan agar tokoh cerita Anda hidup, seperti layaknya tokoh dalam dunia keseharian. Kalau tokohnya binatang atau pohon, binatang dan pohon itu mirip dengan binatang dan pohon yang Anda temukan dalam kehidupan Anda. Ia memiliki sifat-sifat kebinatangan dan kepohonan, meskipun mungkin binatang atau pohon yang Anda gambarkan itu unik, mungkin hanya ada di tempat Anda atau dalam khayalan Anda. Sebaliknya, kalau tokoh cerita Anda adalam manusia, tokoh tersebut idealnya memiliki sifat/watak seperti manusia pada umumnya. Ia memiliki sifat kemanusiaan, meski kadang Anda mungkin menggambarkan tokoh yang unik, hanya ada dalam lingkungan Anda. Karenanya, tokoh sebaiknya tergambar secara detail, baik fisik maupun mental/jiwa/perasaannya. Anda boleh saja menyebut atau menguraikan secara langsung ciri-ciri fisik ataupun perasaan tokoh Anda. Cara ini disebut cara atau teknik analitik. Namun, Anda juga dapat menghadirkan kondisi fisik, tabiat, dan perasaan tokoh Anda melalui dialog tokoh dengan dirinya sendiri, dialog antartokoh, tanggapan tokoh lain, ataupun penggambaran lingkungan tokoh. Cara ini disebut teknik dramatik. Kadang-kadang, penggambaran latar cerita dan penggunaan diksi atau kata-kata dalam dialog tokoh, seperti ungkapan-ungkapan daerah/lokal, dapat membantu memperjelas identitas dan watak tokoh Anda.

Langkah Keenam

Kalau Anda kehabisan kata, beristirahatlah. Kalau masih sanggup, lanjutkan cerita Anda dengan pemaragrafan peristiwa-peristiwa yang sudah Anda rancang dalam tahap pertama. Ingat, sebagai sebuah refleksi realitas keseharian, usahakan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh tokoh berlangsung dalam suatu urut waktu ataupun sebab akibat. Gunakan juga dialog ataupun monolog dalam paragraf-paragraf Anda untuk membantu menjelaskan mengapa peristiwa atau hal tertentu terjadi dan bagaimana reaksi tokoh utama atau tokoh lain terhadap peristiwa tersebut. Ingat, dialog ataupun monolog akan sangat membantu Anda dalam memperkenalkan dan mengembangkan watak tokoh dalam cerita sehingga mirip dengan realitas keseharian. Usahakan agar Anda tidak mengurut peristiwa atau memperkenalkan tokoh Anda dalam bentuk singkat kata atau singkat cerita.

Langkah Ketujuh:

Usahakan menjalin peristiwa yang akan diceritakan sedemian rupa sehingga menghasilkan konflik cerita. Konflik dalam cerita dapat berupa konflik antara tokoh dengan tokoh lain, konflik antara tokoh dengan dirinya sendiri, dan konflik antara tokoh dengan alam atau lingkungan. Hal ini perlu karena kekuatan sebuah cerita sangat bergantung pada konflik yang dialami oleh tokoh dalam cerita. Konfliklah yang membuat pembaca menjadi hanyut, larut, ingin tahu kelanjutan, dan menghembus napas lega ataupun menangis pada akhir cerita.

Langkah Kedelapan:

Tutup atau akhiri cerita Anda bila peristiwa yang dirancang dalam corat-coret awal sudah habis. Jangan terburu nafsu untuk menambah peristiwa-peristiwa lain yang akan membuat cerita Anda menjadi kepanjangan, bertele-tele. Nanti, kalau sudah bosan jadi cerpenis, buat cerita lain yang lebih panjang (novelet) atau sekalian saja dalam bentuk yang mahapanjang (novel). Sudahlah, itu perkara nanti. Sekarang buat saja paragraf penutup untuk cerita Anda. Jumlahnya boleh satu, dua, ataupun tiga paragraf. Dalam paragraf tersebut Anda dapat saja menggambarakan keberhasilan tokoh menyelesaikan konflik yang dihadapinya (happy ending). Atau, sebaliknya, Anda membiarkan tokoh pasrah, mati, pada akhir cerita. Kalau Anda tak dapat memilih, kasihan pada tokoh Anda, biarkan saja cerita Anda menggantung, tanpa penyelesaian, biarkan saja pembaca menjadi penasaran dan menyelesaikan sendiri cerita tersebut. Kasian deh lu!

Langkah Kesembilan:

Simpan dulu cerita yang sudah Anda tulis. Kalau ada teman yang mau membaca karya Anda, alhamdulillah. Minta komentar sang teman setelah membaca cerita tersebut. Jangan marah kalau komentarnya tidak sesuai dengan harapan Anda. Semua komentar atau tanggapan harus Anda terima dengan hati yang lapang. Anda timbang-timbang saja semua komentar tersebut. Kalau Anda setuju dengan saran atau komentar rekan Anda, ubah saja seperlunya. Anda dapat juga melakukan evaluasi terhadap karya Anda secara mandiri. Saat rehat siang atau menjelang tidur malam, baca ulang apa yang sudah Anda tulis. Tanyakan:

1) apakah pokok persoalan yang mau kusampaikan telah tersampaikan dalam cerita ini?

2) apakah peristiwa-peristiwa yang kupilih ini mampu menyampaikan tema tersebut?

3) apakah tokoh yang kupilih cocok untuk menyampaikan tema tersebut?

4) apakah tokoh dan peristiwa dalam cerita mirip dengan realitas sehari-hari?

5) apakah kata atau bahasa yang kugunakan dalam cerita ini memikat, mudah dipahamioleh pembaca?

6) apakah, apakah, apakah, apakah?

Langkah Kesepuluh:

Hasil evaluasi tersebut akan mengarahkan Anda untuk merevisi atau tidak merivisi naskah yang sudah Anda hasilkan. Bila Anda rasa tak ada lagi yang perlu direvisi, coba saja kirimkan karya Anda ke surat kabar lokal ataupun nasional. Jangan lupa berdoa agar karya Anda dimuat. Kalau tidak juga dimuat setelah Anda kirim, anggap saja “kerusakan bukan pada pesawat Anda”. Anda harus terus berkarya: menulis, menulis, dan menulis lagi. Suatu saat karya Anda pasti terpublikasikan. Yakin sajalah.

Langkah Kesebelas:

Banyak-banyaklah membaca. Orang bilang, “penulis yang baik adalah juga pembaca yang baik”. Kalau ingin jadi penulis yang hebat, Anda harus banyak membaca karya yang sudah ditulis oleh penulis yang hebat sebelum Anda. Lihatlah bagaimana penulis tersebut mengemas peristiwa tertentu dalam ceritanya. Lihat juga diksi/kata-kata yang digunakan, kalimatnya, dan sebagainya. Anda boleh mencontoh hal yang Anda anggap kuat. Tapi, jangan menjiplak. Itu hukumnya haram. Lagipula, “sejelek-jelek penulis adalah penulis yang menjiplak karya orang lain tanpa perubahan apa pun”. Itu kata Mukhlis lo!

Bacaan

Aminuddin. 1990. Sekitar Masalah Sastra: Beberapa Prinsip dan Model Penerapannya. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.

Atmowiloto, Arswendo. 1984. Mengarang Itu Gampang. Jakarta: PT Gramedia.

Endraswara, Suwandi. 2003. Membaca, Menulis, Mengajarkan Sastra. Yogyakarta: Kota Kembang.

Teeuw. A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra: Kumpulan Karangan. Jakarta: Gramedia

Tjahjono, L. Tengsoe. 2002. Menembus Kabut Puisi. Malang:Dioma.

Staf Pengajar pada Prodi PBSID, FKIP, Unsyiah

mukhlishamid@yahoo.com

mukhlishamid@gmail.com

acehpeacecentre@yahoo.com

68 respons untuk ‘PANDUAN MENULIS CERITA

    agus said:
    September 7, 2007 pukul 12:09 am

    waahhh…. lengkap ya..makasih banyak…. tambh lagi deh ilmu ku….

    irim said:
    September 13, 2007 pukul 8:31 am

    Maksih ya atas infonya, sangat bermamfaat bagi kami di TL,negara tetangga.

    nins said:
    Juni 15, 2008 pukul 9:14 am

    lumayan, bagus banget aku punya ilmu bare deh

    PUTRA said:
    Oktober 8, 2008 pukul 10:18 am

    KEPADA SELURUH PEMBACA EMAIL INI MOHON KIRANYA MEMBERIKAN NASKAH MONOLOGNYA… OK! INI PERMINTAAN ZASI BINJE

    PUTRA said:
    Oktober 8, 2008 pukul 10:21 am

    ASKUM INI IRWAN MAHASISWA UNIMED, SAYA MENGUCAPKAN MAKASIH BANYAK ATAS INFONYA… TAPI BISA GAK SAYA MINTA TATA CARA PENULISAN DRAMA?

    rere said:
    Maret 25, 2009 pukul 9:45 am

    thanks infonya.tetapai saya masih berharap mendapatkan info yang labih lemgkap tentang bagaimana meLETAKKAN TULISAN SAYA DALAM SITUS PENULIS INI.tolong infokan hal tsb ke alamat email saya; rere.always@yahoo.com.atas bantuannya saya ucapkan terima kasih

    Gemasastrin PBSID responded:
    Maret 26, 2009 pukul 3:48 pm

    Senang mendengar komentar teman-teman di tulisan ini. Terima kasih kami ucapkan atas semua itu. Semoga teman-teman mendapatkan apa yang teman-teman cari di sini. Bagi yang mau berkirim naskah, boleh ke gemasastrin@yahoo.com dengan subjek, tolong muat tulisan ini di web blog gemasastrin. Terima kasih.

    Siti Fatimah said:
    Juni 20, 2009 pukul 5:57 pm

    Waduh ini sangat membantu saya sbg pemula, terima kasih ya jazakallah khoiron…,atas ilmunya, salam

    Asri said:
    Juni 22, 2009 pukul 11:33 am

    jd pengen nulis lg nih udh lma tulisan yg dlu nganggur g slese slese

    Siti Fatimah said:
    Juni 22, 2009 pukul 3:12 pm

    aduuh…, sekali lagi terima kasihnya atas kiriman E-mailnya mudah2an ilmu yg bermanfaat ini jadi berkah, amin.

    verrha yohana n said:
    Oktober 28, 2009 pukul 8:42 am

    Hmm…. ok deh. gaul juga!!!

    dieta said:
    Desember 5, 2009 pukul 11:51 pm

    Sy ingin belajar menjadi penulis,krn sy suka sekali berhadapan dg kertas dan pulpen yg menjadi sarana menuangkan apa yg ada dlm pikiran sy di atas kertas
    Adakah yg tau informasi tmpt sekolah atau kursus untuk bidang menulis?
    Mohon bantuan informasi nya,bila ada yg tau dimana sy bisa belajar menjadi penulis.

    mukhlis hamid said:
    Desember 7, 2009 pukul 9:07 am

    Dear Dita dkk,

    Banyak orang yang belajar menulis secara otodidak, bukan di sekolah menulis. Karena, menulis adalah sbuah kompetensi yang harus diasah secara terus-menerus, tak kenal waktu. Yang diperlukan adalah kemauan dan kesempatan, dua hal yang bisa dieta dkk tumbuhkan, atur, sediakan, di sela-sela berbagai kesibukan hari-hari. Karena, Banyak sekali orang yang sudah dilatih menulis di sekolah menulis, pelatihan, kursus, workshop, bahkan kuliah, tapi tak pernah bisa menulis dan mempublikasikan tulisannya. Tahu kenapa? karena mereka tak bisa tumbuhkan kemauan untuk menulis atau tak bisa menyediakan waktu khusus untuk itu. Akhirnya, ia hanya bisa punya :niat, rencana, mimpi2, untuk jadi penulis atau menuliskan sesuatu. Ia tak pernah mewujudkan itu dalam realitas. Karenanya, kalau memang ada niatan mau jadi penulis, mau menulis, tulislah, sebaris, dua baris, satu paragraf, dua paragraf, sesingkat apa pun, lalu publikasikan, kirim ke teman-teman, tempel di kamar, di mana saja. Gimana? masih mau cari sekolah juga? Datang saja ke sekolah Menulis Dokarim, atau, untuk tahap awal, kirim tulisanmu ke mukhlishamid@gmail.com, saya akan baca tulisanmu, berikan komentar sebisanya, sampai Dieta dkk jadi pede menulis. Hehehe….

    Salam,

    MH

      Katara said:
      Desember 19, 2009 pukul 5:45 am

      saya suka nulis, apa aja. temen2 saya juga suka banget baca2 tulisan saya, tapi sembunyi2. Soalnya saya ga pede dengan tulisan2 saya, jadi mereka takut ketahuan sya pas bacanya. kakak saya juga kasih dorongan ke saya tentang tulisan2 saya, padahal beum pernah baca. Gimana seh biar tulisan saya pede untuk di baca?tolong……….

    Rabetsa Kariono said:
    Desember 7, 2009 pukul 9:31 am

    Salam

    Dosen saya pernah bilang, “Tulislah apa yang kamu ingin tulis!”, artinya bahwa menulis sesungguhnya adalah gampang, sesuai dengan sebuah judul buku yang saya baca(Menulis itu Gampang). Saya percaya dengan pernyataan dan judul buku tersebut, bahwa menulis memang gampang. Tetapi seseorang tidak akan pernah bisa menulis jika kegiatan menulis itu sendiri tidak pernah dicoba, dilakukan, atau malahan tidak pernah terbayangkan di benak kita untuk memulainya. Jadi teman-teman yang ingin fokus menulis, untuk tahap awal bisa bisa menerima tawaran Papi(MH) tersebut di atas, semoga berhasil…

    Maaf kalau ada yang salah.

    Ronny said:
    Desember 15, 2009 pukul 12:48 pm

    Thanx yo, u save mine..

    mukhlis hamid said:
    Desember 21, 2009 pukul 2:29 am

    Dear all,

    Trims tuk tanyaan dan tanggapan kalian semua. Saya bahagia tulisan ini bisa memberikan semangat baru buat kalian semua tuk menulis. Yang penting, seperti kata Robert, menulis jangan dianggap sebagai beban. Ia harus diperlakukan sebagai sebuah hobbi, sebagai seorang teman curhat, sebagai seorang konselor pribadi. So, jangan ragu, tulis apa saja, kapan saja, di mana saja, genre apa saja. Yang penting tulis dulu sampai kegiatan menulis itu menjadi sebuah kebutuhan. Soal tanggapan orang lain pasti macam-macam. Namanya saja tanggapan, pastilah emosional dan subjektif. Tapi, biarkanlah. Karena, tanggapan orang lainlah yang buat kita tambah dewasa, tambah berani, tambah mudah temukan eksistensi diri. Soal publikasi lain lagi halnya. Kalian punya hak untuk mempublish atau tidak. Tapi menurut Pi, akan sayang sekali kalau ada tulisan yang tidak dipublikasikan. Kerana: tulisan, sejelek apapun menurut penulis atau pembaca awal, pasti mengandung sesutu: iktibar, pelajaran, pesan moral, pengalaman personal, dll. Karenanya, publikasikan saja. Jangan ragu-ragu. Cara termudah adalah membuat blog pribadi. banyak kok situs yang tawarkan ruang blog gratis. Kalau tak bisa, kirim ke mana saja, ke teman2, ke tetangga, ke mail bapak, atau kemana saja d. Yang penting jangan disimpan. Tuk Rere, dita, verha, rony, dkk semua tetap menulis dan publikasi karyanya ya…. kalian akan jadi orang besar suatu saat nanti. Hehehe……

    Salam,

    Papi MH

    ricko said:
    Januari 8, 2010 pukul 3:01 pm

    trimah kasih atas info2 ini saya senang membacanya dan ini jadi motifasi buat aku untuk menulis.

    mazkiz said:
    April 5, 2010 pukul 6:49 am

    ok.. trimakasih buat infonya.. lumayan ngurangin biaya buat beli buku.. hehehe
    trimakasih banyak..
    lets start writing..

    fedi said:
    Juni 16, 2010 pukul 3:41 am

    matap

    dedek mulyani said:
    Juni 30, 2010 pukul 1:01 am

    senang sekali bisa kenal dengan gemasastrin dan membaca tulisannya.benerjuga kata pepatah tak kenal maka tak sayang.udah kenal jadi tambah sayang….

    dedek mulyani said:
    Juni 30, 2010 pukul 1:18 am

    senang sekali bisa kenal dengan gemasastrin dan membaca tulisannya.bener juga kata pepatah “tak kenal maka tak sayang” udah kenal jadi tambah sayang….

    mukhlis hamid said:
    Juli 4, 2010 pukul 1:47 pm

    bahagia sekali rasanya ketika tulisan-tulisan kita jadi pemicu semangat orng lain untuk buathidup menjadi lebih hidup. hehehe…sepereti reklame rokok saja. Soalnya, banyak sekali orang di dunia ini yang punya sejuta gagasan saat omong di telepon atau poh cakra di warkop, tapi sedikit sekali dia antara mereka yang merekam apa yang dibicarakan itu dalam bentuk tulisan dan dipublish di media, terserah apa pun media itu. Karena itu, sering2lahmasuk ke web ini. Baca tulisan2 baru yang dipublish, jadikan itu sebagai ilham bagi anda untuk menulis.

    Salam,

    PP

    elvan said:
    Januari 12, 2011 pukul 6:53 pm

    Terims atas sgala infonya…..pak. Pantas kiranya kalau anda saya katakan sbagai “MOTIVATOR”. salam dr aceh tamiang pada pelatihan 8-11 januari 2010.kami nantikan kehadiran anda diwaktu yg akan datang….

    Siti Fatimah said:
    Januari 13, 2011 pukul 1:32 am

    Terima kasih dengan membaca ini8 saya mendapat wawasan baru… selamat dan sukses ya.. untuk panduan menulis, salam

    mukhlis hamid said:
    Januari 13, 2011 pukul 2:14 pm

    Trims tuk Elvan dan Bu Fat,

    Terus terang, saya bahagia sekali diberikan kesempatan oleh Rabb untuk bertemu dengan guru-guru dan pengawas sekolah di Tamiang di awal tahun ini. Bagi saya, Tamiang adalah ujung tombak harapan bagi tumbuhnya sebuah komitmen baru untuk memajukan pendidikan anak negeri tanpa harus terjebak dengan retorika politik penguasa dan kecurangan demi kecurangan saat ujian akhir. Teman2 guru, kasek, pengawas, dan Pak Dodi (Kadis) di Tamiang sudah coba lakukan itu sebatas mereka bisa. Saya akan selalu berada di belakang orang-orang yang punya komitmen seperti itu. Karenanya, utk rekan2 guru, khususnya guru BI, di Tamiang saya ingin sampaikan salam takzim diiring doa tak terbatas langit ataupun bumi, semoga rekan2 semua jadi motivator unggul untuk adik2, anak2 kita, sehingga mereka punya lifeskill dalam bidang bahasa sebagai salah satu alat untuk memudahkan mereka jalani kehidupan di masa yad.

    Sukses untuk rekan-rekan semua.

    salam kreatif,

    MH

    ciungtips.blogs said:
    Februari 1, 2011 pukul 2:41 pm

    langkah-langkah nya menjadi motivasi nih, moga aja semakin pede nulis..makin bersemangat ciayoo

    tyas said:
    Februari 5, 2011 pukul 2:56 am

    saya seneng karna dapat tahu tentang info ini.makasih……

    syuhadak said:
    Februari 5, 2011 pukul 3:01 am

    anak saya sekarang makin pinter nulis cerita.saya bertanya tau dari mna?dia menjawab dari halaman ini.sekali ligi saya mengucapkan banyak2 trima kasih pda anda.semoga akan sukses di tahun selanjutnya.

    syuhadak said:
    Februari 5, 2011 pukul 3:04 am

    anak saya sekarang makin pinter nulis cerita.dia selalu dapat mrkh a dlm pertndingn nulis cerita.saya bertanya tau dari mna?dia menjawab dari halaman ini.sekali lagi saya mengucapkan banyak2 trima kasih pda anda.semoga akan sukses di tahun selanjutnya.

    mukhlis hamid said:
    Februari 7, 2011 pukul 1:31 pm

    Alhamdulillah. Bahagia sekali mendapat info ada anak kita yang bisa lebih terampil menulis gara-gara baca artikel ini. Saya jadi tambah bersemangat ni. hehehe. Selamat untuk nandaku. Kalau tak keberatan tolong kirim pengalamanmu menemukan keberhasilan itu ke sini atau mukhlishamid@gmail.com; mungkin akan jadi lesson learned bagi teman-teman lain. Sekali lagi sukses untuk semua orang yang mau mencoba. Jalan tentu masih panjang dan berliku tapi kenapa kita tak lalui saja sampai kita temukan jalan lain yang lebih pintas.

    Salam,

    MH

    Andjik Suwadji said:
    Februari 21, 2011 pukul 7:20 pm

    Alhamdulillah, saudaraku MH anda membagi ilmu sebagai pedoman aku menulis cerita. Keinginan menulis sdh berpuluh tahun yang lalu, mencoba sudah, tapi tidak ketemu ujung pangkalnya karena kesibukan dinas. Untuk mengisi masa pensiun,aku ingin menulis berbagai hal. Tentang corat – coret sekedar untuk pengingat sudah saya siapkan sejak lama. Bagaimana menurut pendapat anda dan apa saran untuk saya.
    Terima kasih.
    Wassalam.

    christin davidz said:
    Maret 2, 2011 pukul 5:13 am

    pengen bgt si menjadi seorang penulis, aku dah sering menulis puisi, dan skrng pengen bgt nulis novel, tapi aku ngak tahu hrs memulai dri mna? aku pengen nulis cerita tentang kehdpan aku, kira2 itu bisa ngak yah di jdikan crita novel????????
    thanks yah…

    mukhlis hamid said:
    Maret 9, 2011 pukul 9:03 am

    Pada prinsipnya semua hal yang layak kita bagi ke orang lain sebagai pengingat dan pencerah jiwa tentu saja layak kita tulis dan publikasikan di media atau bukukan. Jangan disimpan. sayang toh? so, dont worry, tulis saja, termasuk pengalaman personal dan hal lain asalkan memang layak kita publish.

    Sukses tuk orang-orang yang mau berbagi.

    Regards,

    MH

    cholishzeeda said:
    April 5, 2011 pukul 7:49 am

    saya ikut menikmati artikel anda. dan silhkan berkunjung untuk saya.

    irma said:
    April 9, 2011 pukul 2:53 pm

    thanks ats infonya. sangat bermanfaat.langkah kesebelas it yg sangat kuakui. krn it,selain lg nulis crt “Without You” di blogku sendiri, ak jg baxk baca tulisan org lain. Tp bukan hanya sekedar bc cerita sich tp jg bk lain misalx ttg penyakit. kan sangat b’manfaat kl nantix kt buat cerita yg tokohx t’kena penyakit yg mematikan mungkin.
    skl lg thanks ats infox

    Tojayaraya said:
    April 15, 2011 pukul 1:16 pm

    Makasih Banget, Semoga bermanfaat untuk semua, saya hatur khan terimakasih buat yang memberikan semangat lagi untuk saya, bila mengangkat cerita itu hrs ditulis bukan diangan2 cita2 jalankan.makasih…semoga yg membuat Blog GEMASASTRIN MENDAPAT rEZEKI YANG BANYAK DAN BAIK.aMIN

    p4noN said:
    Juni 24, 2011 pukul 2:54 am

    wah………..senang rasanya dapat ilmu tentang menulis ..terimakasih pak..

    Capricron Shantye said:
    September 9, 2011 pukul 5:59 am

    sya ngak tw dwch mw blng apa,,,,sya jde brtrma ksih bnget buat pnulis krnha sdh mmbuat sya jde mdach untuk mnlis
    wlwpun sya sdh gagal 7 kle dlm mnrbit khan crta sya sya tdk mw ptus asa dech krnha jln sya msh pnjang dan untuk bljar pun msh pnjng

    rafindo sinulingga said:
    Oktober 27, 2011 pukul 1:20 pm

    salam kenal…thanks y informasinya

    rafindo sinulingga said:
    Oktober 27, 2011 pukul 1:23 pm

    thanks for your information…

    arimdayu said:
    November 7, 2011 pukul 4:19 am

    subhanallah… sukroon =)

    Neli Rinjani said:
    November 29, 2011 pukul 1:38 pm

    aq jadi tambah semangat tuk membuat sebuah karya tulisan.

    mukhlis said:
    Desember 2, 2011 pukul 11:30 am

    bahagia membaca komen-komen dari rekan2 semua. Terus terang aku tak menyangka bisa sedahsyat ini. Semoga benar2 bisa memberikan inspirasi dan motivasi untuk kita semua. sukses untukmu. selamat jadi penulis.

    salam,

    mh

    Anton said:
    Februari 20, 2012 pukul 3:14 am

    Sangat membantu informasinya.. thanx

    Piet Donario said:
    Mei 1, 2012 pukul 3:59 am

    terima kasih, telah berbagi ilmu,,, ini sangat penting bagi pemula seperti saya….

    Trianandika said:
    Mei 8, 2012 pukul 5:28 am

    sangat bermanfaat^^
    Smoga bsa sya terapkan dlm kegiatan menulis sya..

    niqo said:
    Mei 10, 2012 pukul 12:06 pm

    saya minta izin mengkopi artikel ini,,
    terima kasih!

    chantika cantix said:
    Mei 22, 2012 pukul 12:47 pm

    terima kasih yaa……… bisa nambah ilmu, tapi penulisan paragrafnya kaya gimana?………..

    Riski said:
    Juni 25, 2012 pukul 10:33 am

    Salam Kenal…
    Saya Riski dasri Rimbo Bujang..Mohon Bantuannya gimana cara agar Blog Kita dibaca oleh semua orang…makasih..

    mukhlis said:
    Juli 8, 2012 pukul 5:06 am

    membaca komentar-komentar, tanyaan, dan permintaan kalian yang luar biasa terhadap artikel ini membuatku bahagia. Tak kebayang tulisan yang sederhana ini bisa memberi dampak, sekecil apa pun dampak itu. Silakan saja bahannya diambil, dikutip, diujicoba, dst. Tapi jangan COPAS ya. biar semua kita jadi penulis hebat pada masa yad.

    Best regards,

    MH

    Bayu Aulia Rahman said:
    September 12, 2012 pukul 1:25 pm

    thanks…. aqu jadi punya motivasi yang slama ne aqu impi kan…………

    bram sukma said:
    Oktober 5, 2012 pukul 6:30 am

    oke..makasih atas infonya

    luqman said:
    Oktober 20, 2012 pukul 6:48 am

    tq

    luqman said:
    Oktober 20, 2012 pukul 6:49 am

    tq kerana infonya sangat bagus kerana sya kena cari mcm mana nk bua cerita

    anjaraditya said:
    Desember 14, 2012 pukul 1:33 am

    Maaf mau tanya cara penulisan sbuah kalimat yang benar bagaimana ya? Kalau ada yang punya link tentang hal tersebut tolong cantumin!

    Zeus said:
    Maret 14, 2013 pukul 6:39 am

    Tambah lg ilmu buat nulis nich, mksih infonya gan.

    Ternyata sebagai penulis juga harus banyak baca ya, he.he….!

    Thnk’s…!

    ihsanwinaldha said:
    April 7, 2013 pukul 9:14 am

    Keren !!! Berguna bangett.. jd ga sabar pen nuliss cerita, wakakak… thx..

    miftahul jannah said:
    April 24, 2013 pukul 4:09 am

    alhamdulillah, dapat juga kiat-kiat untuk penulis pemula. semoga aku bisa jadi penulis suatu saaat nanti,..:)

    ramdan said:
    April 29, 2013 pukul 2:40 pm

    Mantap akhirnya aku dapat jawaban yang selama ini kucari. Langkahnya begitu mudah tuk dicerna akan ku coba tukngelaksanakan terimaksih, terimakasih dan terimakasih !!!!!!!!!!!!!!!!

    rania said:
    Mei 7, 2013 pukul 10:42 am

    waah bagus ya

    pearlshafirablue said:
    Juni 3, 2013 pukul 6:59 am

    Makasih~^^

    Klara Hutagalung said:
    Juni 20, 2013 pukul 2:10 am

    Sangat bermanfaat, murid-murid saya ajak membaca tulisan ini saat mereka juga ingin belajar membuat cerita. Terimakasih.

    Muhtami said:
    Desember 10, 2013 pukul 6:46 am

    Bagus sekali artikelnya…inspiratif..membuat saya ingin mencoba menulis..doakan ya semoga sukses

    nanang Kholifah said:
    Maret 7, 2014 pukul 6:55 am

    Makasih Gan, TambaH Lagi Wawasan Saya…………………………………………………….

    agus budi said:
    Januari 29, 2015 pukul 4:59 am

    makasih ilmunya

    hasangalis said:
    April 14, 2015 pukul 2:06 am

    sempurna sekali pemaparannya, thank you…..!!

    Shafaqianszna said:
    Juli 4, 2015 pukul 6:10 am

    Semoga ini bsa membantu , utk bwt cerbung
    Thank info nya

Tinggalkan Balasan ke agus Batalkan balasan