Senja di Sabang

Senja menatap Pantai kasih yang terhampar luas membenam matahari ke peraduan

bersama semilir angin membelai lembut dan mesra

bergulung ombak kecil memecah karang-karang tangguh

jauh di tengah tiga rentetan perahu tarik-menarik pulang bersama,

di belakang satu dua kendaraan lewat begitu saja menghias jalan lengang

ada sekelompok pemuda-pemudi, ada sepasang kekasih bercumbu mesra

hangatnya tak terasa hingga tetes gerimis menyadari kita harus pergi sesaat

 

Jauh ke atas Aneuk Laot di keliling bukit tangguh begitu tenang

seperti ada kedamaian begitu saja di dalam jernihnya air

berdiri sekeliling ribuan prajurit penyeimbang alam

hijau ranum tertutup kabut di puncak kecil

ach pemandangan romantis yang terekam sejenak di tepi jalan di atas bukit

bagai berada di sepenggal surga

elok indah lukisan sejati sang pencipta

 

Jauh ke bawah pesisir Anoi Itam bergetar menyambut ombak yang berlomba pulang

tetesan gerimis senja menambah indah suasana

terasa tubuh menggigil mulai basah menembus lorong-lorong panjang hingga ke ujung jalan lengang

membelah rimba kecil perkampungan

 

Jauh entah berada di mana

Balohan berdiri terpaku dengan berbagai aktivitas

sebuah kapal bersandar melepas lelah setelah beraktivitas

 

ach ………gema azan magrib kembali memanggil dan memuji keagungan-Nya

puji syukur terucap bahwa Engkau telah beriku kesempatan kecil menikmati indahnya

permadani kecil-Mu di pulau ini

 

Senja berakhir bulan melepas ayu di angkasa

riuh kota bersama gemerlap lampu

ada keindahan terekam di sini di balik pepohonan, di deretan gedung, di peisisir Pantai Ujung Kareung

di samping tugu pancasila, di taman, hingga kamar kecil tempat kita menginap

kan jadi bagian kecil dari perjalanan hidup ini

 

Moga esok kita sampai pada titik nol nusantara

dan indahnya Taman Pantai Rubiah

tuk lupakan sesaat segala beban dan resah yang ada

 

terima kasih sahabatku

indahnya bulan madu persahabatan kan terkenang indah dalam perjalanan hidup kita

 

 

Sabang, 20 November 2010

catatan Muhammad Deri

 


Tinggalkan komentar